Jumat, 02 Desember 2016

Lingkungan dan Pembangunan

Kerusakan lingkungan hidup hampir selalu membawa dampak paling parah bagi orang-orang yang hidup dalam kemiskinan. Secara tidak sadar, banyak anggota masyarakat di berbagai negara ikut melakukan perusakan lingkungan yang sesungguhnya lingkungan merupakan tumpuan dasar kehidupan mereka. Pemanfaatan sumber daya alam yang berlebihan membawa tekanan terhadap lingkungan hidup yang cenderung mengarah kepada kerusakan. Degradasi lingkungan justru banyak ditanggung oleh 20% penduduk dunia yang paling miskin. Oleh karena itu, dibutuhkan kesinambungan antara pertumbuhan ekonomi dan ramah terhadap lingkungan sehingga tercapai konsep pembangunan ekonomi yang sebenarnya.
Ada beberapa persoalan mendasar yang berkaitan dengan masalah lingkungan hidup dan pembangunan. Pertama, konsep pembangunan berkelanjutan dimana pertumbuhan ekonomi di masa mendatang dan kualitas hidup manusia ditentukan oleh kualitas lingkungan saat ini. Oleh karena itu, perencana pembanunan harus melibatkan perhitungan lingkungan ketika merumuskan kebijakan. Kedua, kependudukan dan sumber daya alam. Cepatnya pertumbuhan penduduk berdampak pada menyusutnya sumber daya alam sehingga mengalami kesulitan dalam pemenuhan kebutuhan hidup. Ketiga, kemiskinan yang menyebabkan kesulitan dalam mengakses kelembagaan yang sebenarnya akses tersebut investasi guna melestarikan lingkungan hidup. Keempat, pertumbuhan ekonomi versus kelestarian lingkungan hidup. Kelima, pembangunan daerah pedesaan seperti peningkatan penyediaan input pokok pertanian dan perkenalan metode pertanian yang tidak merusak lingkungan hidup. Keenam, pembangunan perkotaan yang diperlukan akibat melonjaknya jumlah penduduk. Ketujuh, perekonomian global dengan tingginya perekonomian negara Dunia pertama dibutuhkan untuk membantu negara Dunia ketiga dalam rangka upaya pelestarian lingkungan hidup.
Selanjutnya ada model-model lingkungan hidup dari ilmu ekonomi tradisional. Para pendukung teori pasar bebas neoklasik mengingatkan adanya berbagai bentuk inefisiensi dalam alokasi sumberdaya. Namun, selama semua sumber daya dimiliki oleh pribadi dan tidak ada distorsi pasar, sumber daya itu akan dialokasikan secara efisien. Pasar hak milik (property right) yang sempurna ditandai oleh beberapa kondisi yaitu universalitas, eksklusivitas, transferabilitas, dan enforsabilitas. Lain halnya dengan sumbar daya milik umum (common property resource) yang secara teoritis menyatakan bahwa hasil yang optimal dapat dicapai melalui perpajakan dan redistribusi keuntungan secara “lump sum” . Namun, terlepas dari argumen neoklasik terdapat alasan lain mengapa negara berkembang tidak menggunakan sumber daya milik umum secara efisien. Mereka enggan untuk berinvestasi dengan resiko yang besar meskipun keuntungan yang diraih akan lebih besar. Oleh karena itu, mempromosikan hak kepemilikan pribadi secara besar-besaran akan memperbesar kepemilikan tanah kepada keluarga petani kecil dalam rangka meningkatkan produktivitas. Namun, permasalah yang timbul adalah jika privatisasi dilakukan maka yang mendapat hak kepemilikan tanah hanyalah lapisan penduduk terkaya yang tidak sesuai dengan tujuan pembangunan.
Faktor penyebab lingkungan hidup terutama di perkotaan sangatlah banyak. Oleh karena itu, semua faktor penyebab dibagi kedalam dua kategori pokok. Pertama adalah faktor penyebab yang bersumber berkaitan dengan urbanisasi dan pertumbuhan industri. Urbanisasi berdampak pada buruknya lingkungan hidup di perkotaan sendiri. Perkotaan yang diidentikkan dengan industrialisasi pasti sumber pencemaran udaranya dari industri yang menyebabkan buruknya kesehatan manusia. Kedua adalah keterbatasan pengelolaan kawasan pemukiman di daerah perkotaan. 70% pemukiman baru di kota-kota di berbagai negara Dunia ketia tergolong illegal. Hal ini sangat menyulitkan mereka untuk mengakses air bersih karena status mereka yang illegal. Contohnya, mereka hanya bisa membeli air yang sudah terkontaminasi dengan harga yang sangat mahal dan pastinya akan berdampak buruk pada kesehatannya.

Terkait dengan masalah lingkungan yang menyeruak diseluruh penjuru negara maka ada beberapa pilihan kebijakan yang dapat diterapkan negara berkembang maupun negara berkembang. Bagi negara berkembang yaitu penentuan harga sumber daya yang memadai, partisipasi masyarakat, pengaturan hak kepemilikan atas setiap sumber daya secara lebih jelas, peningkatan alternatif ekonomi bagi kalangan penduduk miskin, peningkatan stats ekonomi kaum wanita, serta pegendalian emisi industri.  Bagi negara maju dapat membantu negara berkembang dalam upaya memperbaiki kondisi lingkungan hidup melalui tiga cara pokok yaitu liberalisasi perdagangan, pemberian keringan utang serta pemberian bantuan finansial dan teknologi. Namun yang tak kalah pentingnya, bagi negara maju yang yang mengkonsumsi 70% sumber daya dunia dapat melakukan berbagai upaya untuk menyelamatkan lingkungan hidup dengan cara mengurangi emisi, mengembangkan teknologi yang bersih bagi diri mereka sendiri maupun bagi negara berkembang serta menurunkan pola dan tingkat permintaan yang cenderung merusak lingkungan hidup. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar