Riset
Urban Water Blue Print dalam
terbitannya The Nature Conservancy, menyatakan
bahwa Jakarta termasuk kedalam 5 kota yang paling rawan krisis air se-Asia
Pasifik. Fokus permasalahan air tersebut lebih menitiberatkan pada kekurangan
air yang mengacu pada masalah kuantitas air dan pencemaran air. Beberapa media
massa online mencoba mengingatkan kepada penduduk dunia, bahwa 70% jumlah air
di bumi hanya 2,5% yang berfungsi sebagai air tawar yang dapat dikomsumsi
penduduk dunia. Kondisi ini tentunya memerlukan masyarakat yang bertindak
sebagai agent of change dalam
menghadapi kelangkaan air.
Permasalahan
kondisi air di Jakarta dapat dilihat dari dua aspek yaitu secara kuantitas dan
kualitas. Secara kuantitas, pemenuhan kebutuhan air minum masyarakat Jakarta
dikelola oleh PAM JAYA. Sumber air yang didapatkan mayoritas berasal dari luar
Jakarta yaitu Waduk Jatiluhur dan pembelian air curah dari Tangerang dengan
proporsi 96%. Ketergantungan sumber air baku
dari luar Jakarta membuat tingginya kerentanan Jakarta terhadap berkurangnya
pasokan air. Kerentanan ini tentunya membawa kekhawatiran yang sangat berarti
bagi generasi mendatang.
Pemicu
menurunnya kuantitas air lainnya adalah kebiasaan pribadi yang kurang bijaksana
dalam penggunaan air. Salah satu contoh yang paling sering dilakukan adalah
menggosok gigi. Seorang individu yang menggosok
gigi dan membiarkan kran air terbuka menyebabkan 5 liter air terbuang/menit.
Perilaku sederhana yang dilakukan secara berkelanjutan dapat menjadi kebiasaan
buruk. Jika diasumsikan individu sikat
gigi 2 kali setiap harinya, hampir setengah galon air yang terbuang. Apabila
hal ini dilakukan oleh seluruh penduduk Indonesia, hasilnya mendekati 125 juta
liter air terbuang.
Dari aspek kualitas air, air kotor di
Jakarta dapat dilihat dari indikasi kualitas air tanah. Menurut sumber BPLHD,
Jakarta Utara memiliki prosentase konsentrasi polusi air tanah terbesar sekitar 64%. Hal ini disebabkan oleh
penggunaan septic tank yang tidak
sesuai dengan aturan menurut Standar
Nasional Indonesia (SNI) 03-2916-1992 tentang Spesifikasi Sumur Gali untuk
Sumber Air Bersih, bahwa jarak horizontal sumur ke arah hulu dari aliran air
tanah atau sumber pengotoran (bidang resapan/tangki septic tank) lebih dari 11 meter, sedangkan jarak sumur untuk
komunal terhadap perumahan adalah lebih dari 50 meter. Fakta yang terjadi
Jakarta adalah lahan yang terbatas membuat jarak septic tank dengan sumur terlalu dekat. Hal ini menyebabkan
tercemarnya air tanah oleh bakteri e-coli
yang berdampak pada sanitasi buruk dan wabah penyakit. Berdasarkan data
kualitas air sungai Ciliwung pada tahun 2016, rata-rata kandungan bakteri e-coli sebesar 41.000.000 bakteri/100 ml
dan jauh dari baku mutu Peraturan Mentri Lingkungan Hidup No.68 tahun 2016.
Berdasarkan
permasalahan diatas, pada dasarnya dapat diminimalisir dengan upaya
meningkatkan perbaikan kuantitas dan kualitas air. Proyek daur ulang air limbah
yang dilakukan oleh PD PAL Jaya membantu permasalahan air dari segi kuantitas
air. Daur ulang air limbah diolah menggunakan Waste Water Treatment Plan dan dialirkan ke danau dan badan sungai.
Dampak positifnya adalah ketersediaan air baku akan bertambah yang
diindikasikan dengan proyeksi potensi air baku dari daur ulang air. Potensi
rata-rata yang dihasilkan adalah 14.000 liter/detik.
Tabel
1. Potensi Air Baku dari Water Recycle di
DKI
Zona
|
WWTP
|
Volume
Limbah (m3/hari)
|
Potensi
Volume air Daur Ulang
|
0
|
Setiabudi
Pond
|
42.373
|
25.424
|
1
|
Pluit
|
197.878
|
118.727
|
6
|
STP
Duri Kosambi
|
234.515
|
140.709
|
2
|
Muara
Angke
|
23.847
|
14.308
|
3
|
Srengseng
City Forest Park
|
115.440
|
69.264
|
4
|
Transfer
To Zone 10 WWTP
|
46.527
|
27.916
|
5
|
Sunter
Pond
|
127.217
|
76.330
|
7
|
Kamal-
Pegadungan
|
110.824
|
66.494
|
8
|
Marunda
|
176.022
|
105.613
|
10
|
STP
Pulo Gebang
|
247.880
|
148.728
|
9
|
Rorotan
|
85.996
|
52.598
|
11
|
Bendi
Park
|
252.572
|
151.543
|
|
Waduk
Ulujami (Pond Planning)
|
||
12
|
Ragunan
Land
|
88.862
|
53.317
|
13
|
Waduk
Kp. Dukuh (Pond Planning)
|
168.596
|
101.158
|
14
|
Waduk
Cager RW 05 (Pond Planning)
|
98.763
|
59.258
|
|
Total
|
2.017.312
|
1.210.387
|
Sumber: PD PAL Jaya
Selain itu upaya mempertahankan
persediaan air Jakarta secara berkelanjutan dapat dilakukan dengan cara
penampungan air hujan. Pembangunan penampungan air hujan terdiri dari talang
air, saringan pasir, bak penampung dan Sumur Resapan (Sures). Tujuan dari
sistem penampungan air hujan adalah melestarikan daya serap air tanah dan upaya
mitigasi banjir karena genangan air hujan. Hal ini dapat digunakan sebagai
antasipasi masyarakat dalam memasuki musim kemarau ataupun kekeringan. Selain
itu pembuatan biopori yang lebih terjangkau bagi masyarakat dapat menjadi
solusi dalam pertahanan air yang berkelanjutan.
Sampai saat ini ada salah satu fenomena
yang belum menjadi atensi masyarakat terkait kuantitas air di Jakarta. Pencurian air dari pipa-pipa yang berasal
dari PAL Jaya kerap kali terjadi di masyarakat terutama di Penjaringan yang
diduga merupakan kawasan yang susah akses air bersih. Pecurian air secara tidak
resmi atau yang biasa disebut dengan Non
Revenue Water menginsentif masyarakat untuk penggunaan secara berlebihan
dan tidak melakukan pembayaran terkait penggunaan air. Sebagai masyarakat yang
hidup secara sosial, pencegahan langsung dari kelompok masyarakat setempat
terhadap pelaku pencurian air dapat berlangsung secara efektif. Hal ini dikarenakan
sanksi sosial lebih memberatkan secara psikologis. Oleh karena itu diperlukan adanya kesadaran masyarakat
dalam tindakan preventif untuk kasus
pencurian air.
Dari
segi kualitas air, masyarakat perlu meningkatkan kesadaran mengenai pentingnya sedot
tinja. Layanan Lumpur Tinja Terjadwal yang dikelola oleh PD PAL Jaya dapat
memberikan solusi terkait tercemarnya air tanah yang disebabkan oleh septic tank yang tidak dapat berfungsi
dengan baik. Dampak yang diharapkan dari proyek sedot tinja terjadwal adalah
memperbaiki sanitasi di Jakarta yang semakin lama semakin memburuk. Karena
kesehatan mayarakat mayoritas dipengaruhi oleh sistem sanitasi dalam rumah
tangga.
Kesimpulan yang dapat diambil adalah
perbaikan kondisi kuantitas dan kualitas air yang berkelanjutan diperlukan
adanya sinergi antara pemerintah, masyarakat, PAM Jaya dan PAL Jaya.
Upaya-upaya diatas dapat berfungsi dengan baik ketika pemerintah dapat
mendukung proyek-proyek PAM Jaya dan PAL Jaya yang diikuti dengan
peningkatan kesadaran masyarakat untuk
mengubah pola penggunaan air dan perbaikan sanitasi rumah tangga demi ketahanan air yang
berkelanjutan.
Referensi
Hidayat, Erlan. 2016. Presentasi: Ayo
Peduli Air Jakarta. Jakarta: PAM Jaya.
Kelompok Teknologi Pengelolaan Air
Bersih dan Limbah Cair & Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi. Sistem
Pemanfaatan Air Hujan (SPAH) dan Pengolahan Air Siap Minum (ARSINUM). www.kelair.bppt.go.id.
Subekti. 2016. Presentasi: Recycling
Water in DKI Jakarta. Jakarta: PAL Jaya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar